Wednesday, August 27, 2014

Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran




                              PENDEKATAN SAINTIFIK PADA PEMBELAJARAN IPA 
K13 - Kurikulum 2013 menekankan penerapan pendekatan ilmiah atau scientific approach padaproses pembelajaran. Pendekatan saintifik  termasuk pembelajaran inkuiri yang bernafaskan konstruktivisme. Sasaran pembelajaran dengan pendekatan ilmiah mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang  dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan. Ketiga ranah kompetensi tersebut memiliki lintasan perolehan (proses) psikologis yang berbeda. Sikap diperoleh melalui aktivitas: menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan. Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas: mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Sementara itu, keterampilan diperoleh melalui aktivitas: mengamati,menanya, menalar, menyaji, dan mencipta (Permendikbud no 65 tahun 2013).
Menurut  McCollum (2009)   dijelaskan bahwa komponen-komponen penting  dalam mengajar menggunakan pendekatan  saintifik diantaranya adalah guru harus  menyajikan pembelajaran yang dapat  meningkatkan rasa keingintahuan (Foster a sense of wonder), meningkatkan keterampilan mengamati (Encourage observation), melakukan analisis ( Push for analysis) dan berkomunikasi (Require communication).Untuk mempelajari bagaimana pembelajaran IPA berbasis pendekatan saintifik, berikut ini diuraikan dengan singkat konsep pembelajaran IPA dan   pendekatan saintifik pada pembelajaran IPA dan implementasi pendekatan saintifik pada pembelajaran IPA.
Pada Permendikbud no 81A Tahun 2013, proses pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu  mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan mengomunikasikan. Jika dihubungkan dengan komponen pada pendekatan saintifik diatas maka ke lima pengalaman belajar ini merupakan penerapan pendekatan saintifik pada pembelajaran.

A.      Pendekatan Saintifik pada Pembelajaran IPA
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri  dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.
Pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran  meliputi mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta. Uraian mengenai  aktivitas siswa dalam mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta telah diuraikan dengan lengkap pada handout Pendekatan–pendekatan Ilmiah.
Menurut  McCollum (2009)   dijelaskan bahwa komponen-komponen penting  dalam mengajar menggunakan pendekatan  saintifik diantaranya adalah guru harus  menyajikan pembelajaran yang dapat  meningkatkan rasa keingintahuan (Foster a sense of wonder), meningkatkan keterampilan mengamati (Encourage observation), melakukan analisis (Push for analysis) dan berkomunikasi (Require communication).

1.    Meningkatkan rasa keingintahuan
Semua pengetahuan dan pemahaman dimulai dari rasa ingin tahu dari peserta didik tentang ’siapa, apa, dan dimana‘ atau “who, what dan where” dari apa yang ada di sekitar peserta didik.   Pada kurikulum 2013, peserta didik dilatih rasa keingintahuannya  sampai   ’mengapa dan bagaimana’atau “why”and “how”. Pada pembelajaran rasa keingintahuan ini dapat difasilitasi dalam kegiatan tanya jawab  baik mulai dari kegiatan pendahuluan kegiatan inti dan penutup. Selain tanya jawab, dapat juga dengan melalui memberikan suatu masalah,   fakta-fakta  atau kejadian alam yang ada di sekitar peserta didik.
2.     Mengamati
Pembiasaan kegiatan mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik, sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Dengan metode observasi peserta didik dapat menemukan fakta bahwa ada hubungan antara obyek yang dianalisis dengan materi pembelajaran yang disajikan oleh guru (Sudarwan, 2013). Menurut Nuryani, 1995 mengamati merupakan kegiatan mengidentifikasi ciri-ciri objek tertentu dengan alat inderanya secara teliti, menggunakan fakta yang relevan dan memadai dari hasil pengamatan, menggunakan alat atau bahan sebagai alat untuk mengamati objek dalam rangka pengumpulan data atau informasi.  Pengamatan yang dilakukan hanya menggunakan indera disebut pengamatan kualitatif, sedangkan pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan alat ukur disebut pengamatan kuantitatif. Untuk meningkatkan keterampilan mengamati, maka didalam pembelajaran sebaiknya dimunculkan kegiatan yang memungkinkan  siswa  mengunakan berbagai panca indranya untuk mencatat hasil pengamatan.  
3.       Menganalisis
Wonder grows with understanding and understanding come of analysis. [BI1] ( Mc. Collum,2009). Analisis dapat berupa analisis kuantitatif dan kualitatif.Peserta didik perlu dilatih dan dibiasakan melakukan analisas data yang sesuai dengan tingkat kemampuannya.Misalnya data pengamatan yang diperoleh sendiri.  Berikan kesempatan kepada peserta  untuk meninjau kembali hasil pengamatan dan mereka dilatih membuat pola-pola atau grafik  dari data  yang diperolehnya.  Latih peserta untuk melakukan klasifikasi, menghubungkan dan menghitung.
4.       Mengkomunikasikan
Pada pendekatan saintifik guru diharapkan memberi kesempatan untuk mengkomunikasikan yang peserta didik telah pelajari.




B.      Implementasi Pendekatan Saintifik pada Pembelajaran IPA
Setiap mata pelajaran memiliki karakteristik khusus dalam menggunakan pendekatan pembelajaran.  Pembelajaran IPA lebih menekankan pada penerapan keterampilan proses.    Aspek-aspek pada pendekatan saintifikterintegrasi pada pendekatan keterampilan proses dan metode ilmiah. 
Langkah-langkah metode ilmiah :  melakukan pengamatan, menentukan hipotesis, merancang eksperimen untuk menguji hipotesis, menguji hipotesis, menerima atau menolak hipotesis dan merevisi hipotesis atau membuat kesimpulan (Helmenstine, 2013).
Pada pembelajaran IPA pendekatan saintifik dapat diterapkan melalui keterampilan proses. Keterampilan proses sains merupakan seperangkat keterampilan yang digunakan para ilmuwan dalam melakukan penyelidikan ilmiah. Menurut Rustaman (2005), keterampilan proses perlu dikembangkan melalui pengalaman-pengalaman langsung sebagai pengalaman pembelajaran. Melalui pengalaman langsung seseorang dapat lebih menghayati proses atau kegiatan yang sedang dilakukan.  Keterampilan yang dilatihkan sering ini dikenal dengan  keterampilan proses IPA. American Association for the Advancement of Science (1970) mengklasifikasikan menjadi keterampilan proses dasar dan keterampilan proses terpadu. Klasifikasi keterampilan proses tersebut tertera pada tabel 1.
Tabel 1. Keterampilan Proses Dasar dan Terpadu
Keterampilan Proses Dasar
Keterampilan Proses Terpadu
·         Mengamati
·         Mengontrol variabel
·         Mengukur
·         Menginterpretasikan data
·         Menyimpulkan
·         Merumuskan hipotesa
·         Meramalkan
·         Mendefinisikan variabel secara operasional
·         Menggolongkan
·         Mengkomunikasikan
·         Merancang eksperimen

Pada tabel berikut ini disajikan jenis-jenis indikator keterampilan proses beserta sub indikatornya.
Tabel  2. Jenis-jenis Indikator Keterampilan Proses beserta Sub indikatornya.
No
Indikator
Sub Indikator Keterampilan Proses Sains
1
Mengamati
-Menggunakan sebanyak mungkin alat indera
-Mengumpulkan/menggunakan fakta yang relevan
2
Mengelompokkan/
Klasifikasi
 Mencatat setiap pengamatan secara terpisah
- Mencari perbedaan, persamaan;  Mengontraskan ciri-ciri; Membandingkan
- Mencari dasar pengelompokkan atau penggolongan
3
Menafsirkan
Menghubungkan hasil-hasil pengamatan
- Menemukan pola dalam suatu seri pengamatan; Menyimpulkan
4
Meramalkan
- Menggunakan pola-pola hasil pengamatan
- Mengungkapkan apa yang mungkin terjadi pada keadaan sebelum diamati
5
Mengajukan
pertanyaan

Bertanya apa, mengapa, dan bagaimana.
- Bertanya untuk meminta penjelasan;  Mengajukan pertanyaan yang berlatar belakang hipotesis.
6
Merumuskan
hipotesis

- Mengetahui bahwa ada lebih dari satu kemungkinan penjelasan dari suatu kejadian.
- Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu diuji kebenarannya dengan memperoleh bukti lebih banyak atau melakukan cara pemecahan masalah.
7
Merencana-kan
percobaan

- Menentukan alat/bahan/sumber yang akan digunakan
- Mentukan variabel/ faktor penentu;
- Menetukan apa yang akan diukur, diamati, dicatat; - Menentukan apa yang akan dilaksanakan berupa langkah kerja
8
Menggunakan
alat/bahan

Memakai alat/bahan
- Mengetahui alasan mengapa menggunakan alat/bahan ;  Mengetahui bagaimana menggunakan alat/ bahan.
9
 Menerapkan konsep

Menggunakan konsep yang telah dipelajari dalam situasi baru
- Menggunakan konsep pada pengalaman baru untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi
10
Berkomunikasi
Mengubah bentuk penyajian
- Menggambarkan data empiris hasil percobaan atau pengamatan dengan grafik atau tabel atau diagram;  Menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis;  Menjelaskan hasil percobaan atau penelitian;  Membaca grafik atau tabel atau diagram;  Mendiskusikan hasil kegiatan mengenai suatu masalah atau suatu peristiwa.

Untuk lebih memahami bagaimana menerapkan keterampilan proses pada pembelajaran IPA, berikut ini uraian beberapa jenis keterampilan proses dasar dan keterampilan proses terpadu yang dapat dilatihkan pada peserta didik
1.       Mengamati
Mengamati merupakan kegiatan mengidentifikasi ciri-ciri objek tertentu dengan alat inderanya secara teliti, menggunakan fakta yang relevan dan memadai dari hasil pengamatan, menggunakan alat atau bahan sebagai alat untuk mengamati objek dalam rangka pengumpulan data atau informasi (Nuryani, 1995). Mengamati dapat pula diartikan sebagai proses pengumpulan data tentang fenomena atau peristiwa dengan menggunakan inderanya. Keterampilan pengamatan dilakukan dengan cara menggunakan lima indera yaitu penglihatan, pembau, peraba, pengecap dan pendengar. Pengamatan yang dilakukan hanya menggunakan indera disebut pengamatan kualitatif, sedangkan pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan alat ukur disebut pengamatan kuantitatif.Pengamatan dapat dilakukan pada obyek yang sudah tersedia dan pengamatan pada suatu gejala atau perubahan.Contoh : Sekelompok peserta didik diminta mengamati beberapa tepung yang berbeda jenisnya  baik rasa, warna, ukuran serbuk dan baunya.
Gunakan panca inderamu untuk mengetahui jenis-jenis tepung yang tersedia pada piring ini .Bagaimana warnanya, rasanya, ukurannya, bentuknya dan baunya?
Tepung
Warna
Rasa
Ukuran
Bentuk
Bau
1





2





3





4






2.       Mengukur
Keterampilan mengukur dapat dikembangkan melalui kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan satuan-satuan yang cocok dari ukuran panjang, luas, isi, waktu, berat, dan sebagainya.Menurut Carin dalam Poppy, (2010) mengukur adalah membuat observasi kuantitatif dengan membandingkannya terhadap standar yang kovensional atau standar non konvensional.
Contoh : Peserta didik melakukan pengukuran suhu menggunakan termometer, menimbang berat benda dengan berbagai neraca, mengukur volume cairan menggunakan gelas ukur, mengukur panjang dengan menggunakan penggaris atau mengukur benda dengan jangka sorong.


3.       Mengklasifikasikan
Klaslifikasi adalah proses yang digunakan ilmuwan untuk mengadakan penyusunan atau pengelompokan atas objek-objek atau kejadian-kejadian. Keterampilan klasifikasi dapat dikuasai bila peserta didik telah dapat melakukan dua keterampilan berikut ini.
1)   Mengidentifikasi dan memberi nama sifat-sifat yanng dapat diamati dari   sekelompok objek yang dapat digunakan sebagai dasar untuk mengklasifikasi.
2)   Menyusun klasifikasi dalam tingkat-tingkat tertentu sesuai dengan sifat-sifat objek
Klasifikasi berguna untuk melatih peserta didik menunjukkan persamaan, perbedaan dan hubungan timbal baliknya. Sebagai contoh peserta didik mengklasifikasikan jenis-jenis hewan,  tumbuhan, sifat logam berdasarkan kemagnetannya
Contoh melatihkan klasifikasi menggunakan bagan:
·        
Fe, Cu, Na, O, Ne, N, K, Ca, C, Cl, F, Ag, He, H,Mg






Utama
Transisi
Monoatom
Dwiatom
Logam 
Non-logam
 

·          
·          
·          
·          
·          





4.       Menyimpulkan
Menyimpulkan didalam keterampilan proses dikenal dengan istilah inferensi. Inferensi adalah sebuah pernyataan yang dibuat berdasarkan fakta hasil pengamatan.Hasil inferensi dikemukakan sebagai pendapat seseorang terhadap sesuatu yang diamatinya.  Pola pembelajaran untuk melatih keterampilan proses inferensi, sebaiknya menggunakan pembelajaran  konstruktivisme, sehingga siswa belajar merumuskan sendiri inferensinya.

Contoh   : Siswa diminta membuat inferensi pada percobaan pengujian beberapa
                 larutan asam dan larutan basa dengan lakmus biru dan merah
Nama larutan
Perubahan warna pada
Lakmus merah
Lakmus biru
Asam Klorida
Natrium Hidroksida
Asam Asetat
Magnesium Hidroksida
Asam Sulfat


Berdasakan data percobaan apa yang dimaksud dengan asam dan basa?
                Asam adalah …………………………………………………………………
Basa adalah  ………………………………………………………………….

5.       Mengkomunikasikan
Komunikasi didalam keterampilan proses berarti menyampaikan pendapat hasil keterampilan proses lainnya baik secara lisan maupun tulisan. Dalam tulisan bisa berbentuk rangkuman, grafik, tabel, gambar, poster dan sebagainya.Keterampilan mengkomunikasikan ini diantaranya adalah sebagai berikut.
a)      Mengutarakan suatu gagasan.
b)      Menjelaskan penggunaan data hasil penginderaan/memeriksa secara akurat  suatu objek atau kejadian.
c)       Mengubah data dalam bentuk tabel ke bentuk lainnya misalnya grafik, peta secara akurat.

6.       Memprediksi
Prediksi dalam sains adalah perkiraan yang didasarkan pada hasil pengamatan yang nyata. Memprediksi berarti pula mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada keadaan yang belum diamati berdasarkan penggunaan pola yang ditemukan sebagai hasil penemuan. Keterampilan meramalkan atau prediksi mencakup keterampilan mengajukan perkiraan tentang sesuatu yang belum terjadi berdasarkan suatu kecenderunganatau pola yang sudah ada.
Contoh :Peserta didik diminta membuat suatu prediksi
1.     Apa yang akan terjadi jika air dibiarkan didalam piring lebar dibiarkan berhari-hari?
2.     Apa yang akan terjadi pada lampu senter  jika ada pemasangan batu baterai nya terbalik ?

7.       Mengidentifikasikan  Variabel 
Variabel adalah satuan besaran kualitatif atau kuantitatif yang dapat bervariasi atau berubah pada suatu situasi tertentu.Besaran kualitatif adalah besaran yang tidak dinyatakan dalam satuan pengukuran baku tertentu. Besaran kuantitatif adalah besaran yang dinyatakan dalam satuan pengukuran baku tertentu misalnya volume diukur dalam liter dan suhu diukur dalam  0C. Keterampilan identifikasi variabel dapat diukur berdasarkan tiga tujuan pembelajaran berikut.
a)      Mengidentifikasi variabel dari suatu pernyataan tertulis atau dari deskripsi suatu eksperimen.
b)      Mengidentifikasi variabel manipulasi dan variabel respon dari deskripsi suatu eksperimen.
c)       Mengidentifikasi variabel kontrol dari suatu pernyataan tertulis atau deskripsi suatu eksperimen.
Dalam suatu eksperimen terdapat tiga macam variabel yang sama pentingnya, yaitu variabel manipulasi, variabel respon dan variabel kontrol.
·         Variabel manipulasi adalah suatu variabel yang secara sengaja diubah atau dimanipulasi dalam suatu situasi.
·         Variabel respon adalah variabel yang berubah sebagai hasil akibat dari kegiatan manipulasi.
·         Variabel kontrol  adalah variabel yang sengaja dipertahankan konstan agar tidak berpengaruh terhadap variabel respon.

8.       Menginterpretasikan Data
Fakta atau data yang diperoleh dari hasil observasi sering kali memberikan suatu pola. Pola dari fakta/data ini dapat ditafsirkan lebih lanjut menjadi suatu penjelasan yang logis. Karakteristik keterampilan interpretasi diantaranya: mencatat setiap hasil pengamatan, menghubungkan-hubungkan hasil pengamatan, menemukan pola atau keteraturan dari suatu seri pengamatan dan menarik kesimpulan.
Keterampilan interpretasi data biasanya diawali dengan pengumpulan data, analisis data, dan mendeskripsikan data. Mendeskripsikan data artinya menyajikan data dalam bentuk yang mudah difahami misalnya bentuk tabel, grafik dengan angka-angka yang sudah dirata-ratakan. Data yang sudah dianalisis baru diinterpretasikan menjadi suatu kesimpulan atau dalam bentuk pernyataan. Data yang diinterpretasikan harus data yang membentuk pola atau beberapa kecenderungan.

9.       Merumuskan Hipotesis
Hipotesis biasanya dibuat pada suatu perencanaan penelitian yang merupakan pekerjaan tentang pengaruh yang akan terjadi dari variabel manipulasi terhadapvariabel respon. Hipotesis dirumuskan dalam bentuk pernyataan bukan pertanyaan, pertanyaan biasanya digunakan dalam merumuskan masalah yang akan diteliti (Nur, 1996). Hipotesis dapat dirumuskan secara induktif dan secara deduktif.Perumusan secara induktif berdasarkan data pengamatan, secara deduktif berdasarkan teori.Hipotesis dapat juga dipandang sebagai jawaban sementara dari rumusan masalah.
Hipotesis dapat juga dipandang sebagai jawaban sementara dari rumusan masalah.

Misalkan seorang siswa memiliki data jumlah gelembung yang dihasilkan oleh tumbuhan Hydrilla sp pada percobaan fotosintesis  sebagai berikut:

Waktu
Jumlah Gelembung
Tempat terangTempat Gelap
5 menit
10 menit
15 menit
          20       2
                45                     8
                65                     12

Rumuskanlah hipotesis tentang pengaruh cahaya terhadap laju fotosintesis !
Perumusan hipotesis secara induktif.


10.   Definisi Variabel Secara Operasional
Mendefinisikan secara operasional suatu variabel berarti menetapkan bagaimana suatu variabel itu diukur.Definisi operasional variabel adalah definisi yang menguraikan bagaimana mengukur suatu variabel. Definisi ini harus menyatakan tindakan apa yang akan dilakukan dan pengamatan apa yang akan dicatat dari suatu eksperimen. Keterampilan ini merupakan komponen keterampilan proses yang paling sulit dilatihkan karena itu harus sering di ulang-ulang (Nuh dalam Poppy, 2010). 
Contoh : Peserta didik melakukan percobaan pengaruh suhu terhadap kelarutan gula dalam air.
Rumusan hipotesis :       Makin tinggi suhu air, makin cepat kelarutan gula
Data hasil observasi
Volume air  (Cm3)
Suhu air (OC)
Waktu (detik)
100
100
100
25
50
80
30
20
10
Identifikasi variabel:
Variabel Manipulasi                :       Suhu
Variabel Respon               :       Waktu
Variable Kontrol               :       Volume air, termometer, jenis air, gelas ukur, stopwatch, tempat air
Definisi operasional variabel
Definisi operasional variabel manipulasi : Suhu air diukur menggunakan thermometer 
Definisi operasional variabel respon        :Waktu diukur dengan menggunakan stopwatch
Definisi operasional variabel kontrol        : Alat-alat ukur seperti stopwach, tempat air, termometer, gelas ukur harus sama untuk semua percobaan. Air yang dicoba berasal dari satu tempat.

11.   Eksperimen
Eksperimen dapat didefinisikan sebagai kegiatan terinci yang direncanakan untuk menghasilkan data untuk menjawab suatu masalah atau menguji suatu hipotesis. Suatu eksperimen akan berhasil jika variabel yang dimanipulasi dan jenis respon yang diharapkan dinyatakan secara jelas dalam suatu hipotesis, juga penentuan kondisi-kondisi yang akan dikontrol sudah tepat.  Melatihkan merencanakan eksperimen tidak harus selalu dalam bentuk penelitian yang rumit, tetapi cukup dilatihkan dengan menguji hipotesis-hipotesis yang berhubungan dengan konsep-konsep didalam kurikulum.  
Melalui penerapan keterampilan proses pada pembelajaran IPA yang disajikan dengan strategi dan metode yang tepat,  mudah-mudahan peserta didik dapat terlatih dalam keterampilan saintifik.   Hasil akhir yang diharapkan Kurikulum 2013 adalah adanya peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan.


 [BI1]Bu Poppy ini pendapat siapa, maka harus di tuliskan sumbernya. 
Previous Post
Next Post

0 komentar: